Markus Haris Maulana tidak profesional

Thursday, September 23, 2010



Mantan bintang Persib, Adjat Sudrajat menilai imbas dari kejadian di Cirebon tersebut nama besar Persib menjadi tercoreng. Hal tersebut baru kali pertama terjadi dalam dunia sepak bola di Bandung. "Saya juga kaget," ujar Adjat yang dihubungi "PR", Senin (20/9).

Menurut Adjat, tindakan yang dilakukan kiper Markus Haris Maulana dengan memecahkan gelas di depan Daniel Darko Janackovic merupakan sikap yang tidak profesional. "Saya juga dulu termasuk pemain bandel. Sejelek apa pun pelatih, saya pasti tetap menghargai dan menghormati, karena bagaimanapun itu pelatih saya. Sebenarnya dengan menggerutu saja itu cukup wajar. Markus seharusnya cuek saja, lebih baik menggerutu karena lempar gelas merupakan tindakan tidak sopan," ucapnya.

Menurut dia, tindakan Markus memang menjadi bentuk provokasi terhadap pemain lain. "Memang kurang bagus, dan enggak usah banting gelas. Sangat disayangkan seorang profesional mencontohkan kepada pemain lainnya. Dia kan pemain senior dan timnas," katanya.

Tindakan Markus tersebut, menurut Adjat, merupakan sisi lain dari banyaknya pemain bintang di Persib. Ego mereka muncul. Padahal sebagai pemain timnas tidak semestinya bertindak seperti itu. "Sekarang di Persib enggak ada pemain panutan bagi pemain yang muda-muda," ucapnya.

Meski demikian, melihat latar belakang masalah yang menimpa Markus, Adjat menilai, tindakan telat makan siang bukanlah sikap indisipliner. Janackovic terlalu arogan, pasalnya hal itu terjadi di luar lapangan.

"Disiplin memang wajib, dan pemain wajib menuruti apa kata pelatih apabila di dalam lapangan, tetapi kalau di luar lapangan itu lain cerita. Kalau soal telat makan itu bukanlah tindakan indisipliner. Pemain itu kan profesional, mereka dibayar dan digaji untuk kompak di lapangan. Maka dari itu cari solusi bersama duduk satu meja saling memaafkan," ucapnya.

Menurut pemain yang mengantarkan Matras Bandung Raya juara pada Liga Indonesia II itu, dirinya pernah dilatih pelatih asing Henk Wullems. Akan tetapi, pelatih asal Belanda itu masih mengerti kultur Indonesia. Wullems selalu berembuk mencari solusi untuk mencari titik temu kemauan pelatih dan pemain.

Mengenai pelatih, Adjat mengakui, dari awal munculnya nama Janackovic cukup menuai kontroversi. Nama Janackovic cukup asing di dunia sepak bola, publik hanya tahu informasi datanya secara tertulis dan baku. "Sekarang harus bergerak cepat kalau mau diganti. Cari pemain itu gampang, kalau pelatih susah," ucapnya.

Ketika pemain menentukan pelatih, menurut Adjat, apabila nanti prestasi Persib merosot, hal tersebut merupakan tanggung jawab pemain dan manajer.

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

Sms Gratis

Pengikut Blog