Khutbah Jum'at: Arogansi, Provokasi dan Anarkisme

Friday, September 3, 2010

Khutbah Jum'at kali ini kebetulan berdekatan dengan tragedi Tanjung Priok yang terjadi kemarin, Rabu, 14 April 2010. Tragedi Tanjung Priok itu sendiri telah menimbulkan banyak jatuh korban; 3 orang meninggal dan puluhan luka-luka. Ada tiga catatan penting yang harus diwaspadai dan dihindarkan dari umat; arogansi, provokasi, dan anarkisme. Karenanya Khutbah Jum'at edisi 1 Jumadil Awal 1431 H yang bertepatan dengan 16 April 2010 mengambil tema ini: Arogansi, Provokasi dan Anarkisme.

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jama'ah Jum;at yang dirahmati Allah SWT,
Tidak pernah sedetik pun waktu berlalu, atau lebih singkat daripada itu, kecuali nikmat Allah dianugerahkan kepada kita. Nikmat itu bisa berupa nikmat yang ada dalam fisik dan jiwa kita; kesehatan, berfungsinya semua organ dengan normal, akal yang masih bisa berfikir, dan lain-lain. Juga nikmat di luar diri kita untuk menunjang hidup kita atau menjadi syarat agar kehidupan tetap berjalan; berputarnya bumi pada porosnya, terbit dan tenggelamnya matahari pada waktunya, dan lain sebagainya. Semakin kita menyadari nikmat-nikmat itu, semakin jelaslah alasan mengapa kita perlu bersyukur kepada-Nya.

Syukur kita yang paling besar dikarenakan kita mendapatkan nikmat terbesar berupa iman dan islam. Tanpa itu, tidaklah mungkin kita berada di majlis yang mulia ini dalam rangka mendengarkan khutbah dan shalat Jum'at berjamaah. Melalui Rasul-Nya, Allah SWT menganugerahkan cahaya setelah berlalunya kegelapan dan kejahiliyahan. Semoga salawat dan salam tetap tercurah padanya, Rasulullah Muhammad SAW, penutup para nabi dan sebaik-baik teladan.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah Azza Wa Jalla,
Kehidupan yang damai adalah harapan kita semua. Kehidupan yang penuh bahagia, penuh kebaikan dan sejahtera adalah keinginan kita semua. Bukan hanya kebahagiaan abadi di akhirat nanti, tetapi juga kebahagiaan dan kedamaian di dunia ini. Inilah yang kita panjatkan dalam doa-doa kita:

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Al-Baqarah : 201)

Akan tetapi harapan tidak selalu mewujud menjadi fakta. Keinginan tidak selalu menjadi kenyataan.

Peristiwa bentrokan antara Satpol PP dan warga Koja, Tanjung Priok, dua hari lalu kembali mengajarkan kepada kita, bahwa kedamaian dan ketenangan yang kita cita-citakan bersama, suatu saat bisa terkoyak. Yang terjadi adalah sebaliknya. Maka kita melihat bentrokan itu memakan korban jiwa; 3 orang meninggal dan puluhan luka-luka. Tentu kita sebagai umat Islam merasa prihatin dan berbela sungkawa. Tetapi lebih dari itu, kita pun perlu belajar dan mengambil ibrahnya. Agar peristiwa itu tidak terulang. Agar tragedi itu tidak terjadi kembali.

Jama'ah jum'at hafidhakumullah.
Minimal ada 3 ibrah yang perlu kita ambil dan kita waspadai agar tidak merugikan umat Islam ini. Rugi secara fisik dan jiwa, secara materi, maupun secara citra dan da'awi. Rugi secara fisik adalah terlukanya tubuh sebagian umat Islam dalam peristiwa semacam itu. Rugi secara jiwa jika luka atau sakitnya telah mengakibatkan kematian. Rugi secara materi berarti berkurangnya nilai ekonomis suatu barang, benda, atau aset karena rusak, dibakar, dan sebagainya. Rugi secara citra adalah ketika muncul stigma negatif terhadap umat Islam dari peristiwa tersebut. Entah dikatakan sebagai arogan, destruktif, atau yang lainnya. Kerugian secara citra ini berefek pada kerugian da'awi, bahwa dakwah Islam bisa terhambat karena citra negatif tersebut.

Secara umum Rasulullah SAW melarang hal-hal yang merugikan ini, baik merugikan diri sendiri maupun merugikan orang lain. Beliau bersabda dalam sebuah hadits yang kemudian menjadi kaidah ushul fiqih:

لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain. (HR. Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi, Hakim, Thabrani, Imam Malik, dan Daruquthni)

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Hal pertama yang perlu kita waspadai dan kita hindarkan adalah arogansi. Hal ini terutama sering terjadi pada pihak yang memiliki kekuasaan, kekuatan, kedudukan, ataupun kelebihan dibanding pihak lain. Dengan perasaan superior itu, sering kali kepentingan dan keinginannya dipaksakan, tanpa melihat apakah ia merugikan orang lain atau tidak.

Peristiwa penggusuran juga pernah hampir terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Saat itu salah seorang gubernur berniat membangun masjid besar di wilayah kekuasaannya. Semuanya bisa berjalan lancar. Hanya satu masalahnya. Di atas tanah yang direncakan akan dibangun masjid besar itu berdiri rumah seorang Yahudi. Yahudi ini tidak mau saat rumahnya hendak diganti rugi. Karena kesal, gubernur mengancam akan menggusur rumah itu.

Merasa terancam, Yahudi ini mendatangi Umar bin Khattab, amirul mukminin saat itu, untuk meminta keadilan. Bagaimana sikap Umar? Umar mengambil tulang binatang, lalu ia gores dengan pedang membentuk sayatan lurus di situ. Yahudi heran saat Umar memberikan tulang itu kepadanya untuk diserahkan pada gubernur yang mau menggusur rumahnya. Bukankah di daerahnya juga banyak tulang, lalau simbol apa sayatan pedang itu? Begitu pikir Yahudi. Namun kemudian ia menyerahkan juga tulang itu pada gubernur.

"Ini dari Umar bin Khattab, saat aku mengadukan masalahku kepadanya." Kata Yahudi itu menjelaskan. Di luar dugaan, gubernur tersebut tiba-tiba pucat dan menarik ancamannya. "Aku minta maaf padamu. Rumahmu tidak jadi kugusur." Ujar Gubernur.

"Mengapa tiba-tiba kau mengubah keputusanmu, padahal Umar hanya memberikan tulang kepadamu?" tanya Yahudi yang masih keheranan. "Ketahuilah, tulang itu adalah simbol. Seakan-akan Umar bin Khattab berkata: 'Berlaku lurus dan adillah, atau aku yang akan meluruskanmu dengan pedang."

Mendengar jawaban itu Yahudi kagum dengan Islam yang penuh keadilan. Ia pun merelakan tanahnya untuk dibangun masjid. Juga merelakan dirinya menjadi muslim. Subhaanallah, Allaahu akbar.

Demikianlah pemimpin yang islami. Ia mengedepankan keadilan, bahkan kepada kelompok minoritas. Ia tidak arogan meskipun apa yang ia lakukan dalam rangka membangun rumah Allah. Apalagi sekedar membangun bangunan duniawi dengan merampas hak orang lain dan menzalimi orang miskin.

Kita doakan semoga para pemimpin kita, para penguasa, para pengusaha, para aghniya diantara kita diberi petunjuk oleh Allah SWT untuk tidak arogan dalam mewujudkan kepentingan-kepentingannya. Dan bagi kita yang memiliki kekuasaan dan kedudukan, hendaklah kita meniru Umar bin Khattab, sekuat kemampuan kita.

Jama'ah jum'at yang dikasihi Allah ,
Ibrah kedua yang perlu kita ambil untuk kita waspadai adalah provokasi. Apalagi saat berkumpul banyak orang. Berada dalam kerumunan massa. Logika massa sudah berbeda dengan logika orang per orang dalam kesendirian. Suasana massa sudah berbeda dengan suasana pribadi-pribadi yang kemudian membentuk massa atau kembali membubarkan diri setelah aksi. Emosi massa jauh lebih sulit dikendalikan daripada emosi individu.

Para pemimpin, ulama', dan tokoh masyarakat perlu menyadari hal ini. Demikian juga kita sebagai umat Islam, meskipun bukan tokoh atau siapa-siapa.

Di sinilah kebijakan seorang pemimpin diuji. Saat ia berada bersama massa. Dan disini pula massa diuji, ketika mulai ada suara-suara provokasi. Maka publik pun mulai membedakan, mana massa santun dan mana yang tidak bisa, biasanya ditandai dari tertibnya aksi massa.

Di sini pula kekuatan diuji. Entah itu kekuatan pribadi atau kepemimpinan. Sebab provokasi itu meningkatkan tensi kemarahan. Jika ia sanggup menahan diri untuk tidak marah, ia adalah orang yang kuat sesungguhnya. Sementara mereka yang terbawa provokasi dan menuruti kemarahannya, mereka orang yang sesungguhnya lemah.

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah (Muttafaq 'alaih)

Sementara para provokator, mereka itulah orang-orang tercela yang dilaknat Allah. Saat mereka memprovokasi orang lain untuk bertindak brutal, melampaui batas, dan bertindak kejahatan, mereka akan mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang melakukan kejahatan itu.

وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang melakukannya, tanpa mengurangi dosa orang itu sedikitpun. (HR. Muslim)

Dalam sejarah Islam, model provokator diperankan oleh istri Abu Lahab, yang diabadikan Allah SWT dalam surat Al-Lahab.

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (QS. Al-Lahab : 4)

Pembawa kayu bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. Isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim. Bukankah berarti para provokator adalah penerus istri Abu Lahab ini?!

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Ibrah ketiga yang perlu kita ambil untuk kita waspadai agar tidak terjadi lagi adalah anarkisme. Tindakan anarkis. Kekerasan, kerusuhan, yang skalanya menjadi lebih luas karena berpadu dengan emosi massa.

Anarkisme yang menimbulkan banyak kerusakan, kerugian, dan bahaya sangat dilarang dalam Islam. Secara umum Al-Qur'an mengingatkan:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ

Janganlah berbuat kerusakan di muka bumi (QS. Al-A'raf : 56)

Sedangkan Rasulullah SAW juga mengabarkan laknat Allah kepada orang-orang yang berbuat narkis:

لعن الله من أحدث حدثاً أو آوى محدثاً

Allah melaknat orang yang berbuat kerusuhan dan orang yang melindunginya. (HR. Muslim dari Ali bin Abi Thalib)

Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah SWT dalam mengambil ibrah dari peristiwa tragedi Tanjung Priok 2010 kemarin sehingga kejadian seperti itu tidak terulang dan umat terhindar dari arogansi, provokasi, dan anarkisme .

وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } [آل عمران: 102]
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا } [الأحزاب: 70، 71].

Jama'ah jum'at yang dirahmati Allah,
Terhadap saudara kita sesama muslim, juga berkaca dari tragedi tanjung priok kemarin, marilah kita berupaya untuk saling menolong sehingga arogansi, provokasi, dan anarkisme tidak terjadi. Kita tolong mereka meskipun mereka pelaku ataupun korban dari arogansi, provokasi, dan anarkisme itu. Bagaimana caranya? Diantaranya seperti hadits Rasulullah SAW:

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا ، فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ

"Tolonglah saudaramu (dalam keadaan) zalim atau dizalimi" ditanyakan kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah, kami tahu bisa menolong orang yang dizalimi tetapi bagaimana dengan yang zalim?" Rasulullah SAW menjawab "Cegah kezalimannya" (HR. Bukhari)

Semoga kita dan saudara-saudara termasuk orang-orang yang diberikan hidayah oleh Allah SWT sehingga terjaga dari arogansi, provokasi, dan anarkisme. Dan semoga peristiwa seperti tragedi tanjung priok 2010 kemarin tidak terulang lagi.

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

[Khutbah Jum'at edisi 1 Jumadil Awal 1431 H, 16 April 2010 M; Bersama Dakwah]

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

Sms Gratis

Pengikut Blog