Khutbah Jum’at – 20090403

Friday, September 3, 2010

Sudah menjadi fitrah manusia untuk mendapatkan dan bisa hidup dengan tenang, sejahtera, bahagia, dan sukses di berbagai hal. Keinginan ini akan membuat manusia berusaha (dengan berbagai cara) untuk mencapai hal tersebut. Namun perlu diingat bahwa manusia hanyalah bisa berusaha, namun ALLOH SWT yg menentukan. Karenanya tidak perlu stres dan gelisah apalagi marah sedemikian rupa apabila usaha yg telah dilakukan ternyata gagal meraih kesuksesan/tujuan yg diharapkan.

Sebuah ucapan dari orang bijak menyatakan bahwa “Perjalanan orang yg mencari Tuhan akan berhasil sampai dia berhasil mengalahkan nafsunya. Barang siapa bisa menguasai nafsu maka ia akan bahagia dan sukses. Namun siapa saja yang dikendalikan oleh nafsu, maka ia akan merugi dan hancur.”

ALLOH SWT sendiri berfirman,“Adapun orang yang melampaui batas, – dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, – maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). – Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, – maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An Naazi’aa(79)37-41).

Jika merujuk kepada ayat di atas, maka NAFSU adalah kata kunci untuk mencapai ketentraman dan ketenangan jiwa. Namun, nafsu seperti apa yg akan membawa kita untuk meraih itu?

Mari kita pahami tentang jenis-jenis nafsu.

Pertama, An Nafsul Muthmainnah, yakni nafsu/jiwa yg senantiasa mendorong dan mengajak kebaikan dan taat kepada ALLOH SWT. Beberapa sahabat Rasululloh SAW mengutarakan pendapatnya tentang nafsu ini. Ibnu Abbas r.a berkata,”An Nafsul Muthmainnah adalah nafsu/jiwa yg membenarkan semua janji ALLOH SWT dan Rasul-Nya.” Definisi lain dari Qatadah,”Dia adalah seorang mukmin, jiwanya tenang kepada apa yg telah dijanjikan ALLOH SWT.”

Maka, hamba ALLOH SWT yg mempunyai nafsu ini, dia akan:
- merasa tenang melaksanakan semua perintah ALLOH SWT
- merasa tenang meninggalkan larangan ALLOH SWT
- merasa tenang terhadap kabar yg terjadi sesudah mati
- merasa tenang menerima takdir ALLOH SWT

Dengan kata lain, hamba ini akan mengingat firman ALLOH SWT,“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (At Taghaabun(64):11)

Kedua, An Nafsul Lawamah, yakni nafsu/jiwa yg tidak stabil. Jiwa tipe ini akan berganti antara ingat dan lalai, menerima dan menolak, cinta dan benci, dan seterusnya. Ada juga yg mengatakan bahwa nafsu ini adalah nafsu orang beriman yg dalam hidupnya berbuat kebajikan namun terkadang melakukan kesalahan.

Untuk kaum muslim yg mempunyai nafsu/jiwa seperti ini, ALLOH SWT berfirman,”Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.” (At Tahrim(66):8)

Taubatan nasuha merupakan solusi bagi kaum muslim yg mempunyai nafsu lawamah ini.

Ketiga, An Nafsul Amarah bis Suu’, yakni jiwa/nafsu yg tercela. Jiwa seperti ini akan selalu mengajak kepada keburukan dan maksiat. Siapapun tidak akan terbebas dari keburukan nafsu ini, kecuali dengan pertolongan ALLOH SWT. Hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an,“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yusuf(12):53)

Jiwa yg pertama (Muthmainnah) akan selalu dikawal malaikat, dituntun dan didorong agar selalu taat dan patuh kepada ALLOH SWT dan Rasul-Nya, serta selalu berbuat kebaikan. Sedangkan jiwa yg terakhir (Amarah bis Suu’) akan menyebabkan setan mengawal kita. Akibatnya kita akan selalu diajak dan didorong untuk kufur kepada ALLOH SWT dan cenderung berbuat kebatilan.

Orang yg mempunyai jiwa muthmainnah akan mempunyai kehidupan dan akhir kehidupan yg baik (Khusnul Khatimah), sebagaimana tersebut pada,“Hai jiwa yang tenang. – Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. – Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, – dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Al Fajr(89): 27-30)

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

Sms Gratis

Pengikut Blog