Khutbah Jum’at – 20081128

Friday, September 3, 2010

Setiap orang dituntut untuk bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan dirinya, entah itu perbuatan atau perkataan. Ketika harus bertanggungjawab maka akan sangat terikat dengan amanah, sejauh mana dia memegang amanah dalam menuaikan kewajibannya. Dengan demikian, amanah adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang, tidak hanya pemimpin atau Nabi dan Rasul saja.

Seorang cendekiawan harus amanah atas penelitian dan pemikiran yang disampaikannya. Dia harus bertanggungjawab atas keilmuan yang dia miliki, di akhirat kelak. Oleh karenanya, hal inilah yang membedakan cendekiawan muslim dan non muslim, yakni keharusan mempertanggungjawabkan ilmunya di akhirat kelak.

Sesungguhnya orang yang berilmu sangatlah dihargai kedudukannya oleh ALLOH SWT. Perhatikan dalil-dalil berikut:

* Al Mujaadilah(58):11,“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
* Rasululloh SAW bersabda,“Perumpamaan apa yang diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air (dan dalam riwayat yang mu’allaq disebutkan bahwa di antaranya ada bagian yang dapat menerima air), lalu tumbuhlah rerumputan yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya Allah memberi kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram, dan bertani. Air hujan itu mengenai kelompok lain yaitu tanah licin, tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah dan apa yang diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah yang saya diutus dengannya.” (HR Bukhari)
* Rasululloh SAW juga bersabda,“Ibnu Umar berkala, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Ketika saya tidur didatangkan kepada saya segelas susu, lalu saya minum [sebagiannya 8/79], sehingga saya melihat cairan [mengalir], keluar pada kuku-kuku saya, (dan dalam satu riwayat: ujung-ujung jari saya 7/74). Kemudian kelebihannya saya berikan kepada Umar ibnul Khaththab.’ Mereka berkata, ‘Engkau takwilkan apakah, wahai Rasulullah? Beliau bersabda, ‘Ilmu.’” (HR Bukhari)

Sayangnya, amanah keilmuan ini mulai ditinggalkan/tidak diterapkan lagi. Tidak heran jika kaum muslim senantiasa tertinggal dalam hal keilmuan.

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

Sms Gratis

Pengikut Blog